Kamis, 28 Juni 2012

Sebuah Ketakutanku

Malam ini penyakitku kambuh lagi... kali ini serangannya datang tiba-tiba saat aku lagi dijalan dengan salah satu sohibku Bernadeta sepulang jalan dari Atrium Senen. Jujur, aku pribadi semakin takut karena intensitas kekambuhannya sekarang-sekaran ini semakin sering.

Entah karena faktor stress akibat dinas yang selalu pindah2 tempat selama hampir 9 minggu ini, atau memang prognosis penyakit yang memang semakin buruk karena pengobatanku terhenti semenjak tugas kuliah yang semakin padat dan juga asma bronkhial-ku yang makin sering kambuh.

Sejak kecil memang aku cukup rentan sakit... tapi buatku, sakit yang ini benar2 membuatku sedih dan harus mengubah cita2ku untuk selama-lamanya...

Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu aku mengalami dismenore. Sebuah keadaan dimana menstruasi terjadi lebih dari sekali dalam sebulan. Bahkan waktu itu aku sampai harus mendapat suntikan pembekuan darah karena mengalami hemoragik.

Empat bulan setelah keluhan itu muncul, aku periksa ke dokter. Di USG lalu divonis mengalami kista endometriosis. Aku terhenyak mendengarnya. Berbagai ketakutan mucul dibenakku. Aku sering mendengar tentang hal2 buruk berkaitan dengan kista. Sulit memiliki keturunan, mengganas menjadi kanker, atau yang terburuk malah harus pengangkatan rahim... benar2 membuatku sangat takut...

Aku pun mencoba second opinion. Kali ini dengan peralatan yang lebih canggih di rumah sakit yang berbeda. Tetapi diagnosa malah semakin menyedihkan. Aku bukan hanya mengalami kista tetapi juga ada polip di dalam rahim. Dan hal itulah yang menyebabkan terjadinya dismenore saat polip tersebut berkontraksi.

Ada beberapa cara pengobatan memang. Salah satunya melalui operasi. Tapi aku takut malah semakin membuat nyeri akibat insisi pembedahan. Cara lain dengan terapi sinar juga sama saja. Terakhir, dengan cara cured. Itu yang paling aman tetapi belum bisa dilakukan karena aku masih perawan dan belum menikah... dan selama hal itu belum dapat dilakukan maka hanya obat pereda nyeri serta terapi obat hormonal yang bisa dilakukan.

Sedih tentu pasti... dimana cita2ku begitu jauh dan tinggi. Impianku mejnadi relawan tenaga kesehatan di tempat bencana otomatis tak kan lagi kukejar. Kuliah setinggi mungkin pun rasanya entah masih bisa kukejar atau tidak. Bagaimana mungkin hal itu bisa kuraih kalau dengan beban pikiran dan kelelahan sedikit saja, kontraksi hebat menyerang.

Bunda bilang, aku harus menikah secepat mungkin biar aku bisa dikuret... setidaknya kalau pun ada hal yang buruk setidaknya aku sudah bisa mendapat tindakan yang lebih lanjut.

Dan kalau ada orang yang sangat ingin kunikahi, tentu aku sangat ingin menikah dengan Aurora Borealis. Aku mencintainya tetapi dengan menjadi kekasih yang sah di mata Tuhan dengannya. Karena saat ini dialah satu yang menghilangkan keraguanku. Dimana bahkan pacarku sendiri tak mampu menghilangkan keraguan itu. Pacarku yang walau mengatakan serius bersamaku tetapi menganggap pernikahan itu masih hal yang sangat jauh dari pikirannya saat ini.

Dan aku mencintai Aurora Borealis... dengan cinta yang tulus namun mungkinkah kan bersatu? Dimana setiap kulihat matanya, ia tak pernah melihat kearahku. Mungkinkah aku kelak menjadi ibu dari anak2nya sementara aku sendiri tak yakin mampu memberikannya dengan keadaanku yang begini? Siapa juga yang mau memiliki nasib suram tak tahu bisa miliki keturunan atau tidak. Aku tak punya banyak lagi waktu. Aku takut aku tak bertahan...

Kadang aku berandai melihatnya berdiri di pintu halaman rumahku. Menemui ayah tuk memintaku sebagai pendampingnya. Tetapi mungkinkah? Lelaki mana yang mau menikah muda demi seorang perempuan penyakitan yang mengganggu hidupnya?
Aku tak minta apa2... bagiku taklah penting tentang kemapanan. Kalaupun aku meminta, aku hanya ingin dia menjadi Imam yang baik yang senantiasa bersujud kepada-Nya, tak terlena dengan dunia...


Mungkinkah ya ALLAH?

Waktu tak menunggu...
Hari semakin senja...
Kamu sang pengisi hati...
Katakanlah aku harus apa.
Rasanya aku mulai gila dimainkan rasaku sendiri

Rabu, 27 Juni 2012

lagu hatiku

kali ini aku akan menuliskan lirik lagu yang saat ini menjadi isi hatiku saat ini. kupersembahkan ini, untuk Aurora Borealis sang Pelangi Indah di Malam Hari yang selalu menggelitik hatiku


Ruth Sahanaya – Ingin Kumiliki


Mungkin kumiliki, seluruh cintamu
Kusadari semua itu anganku

*
Ku ingin katakan, hanyalah dirimu
yang melukis warna mimpi hatiku

**
Ingin kumiliki
dengan sepenuh hati
Walau ku harus setengah terluka
mengharap cintamu

Ingin kusayangi
tanpa terbagi lagi
Apakah mungkin menjalin kasih
bila aku tak tahu
bagaimana kau mencintai diriku

Sha na na na na na, ingin kumiliki
Sha na na na na na, ingin kusayangi

mungkinkah…




dan inilah link videonya:


http://www.youtube.com/watch?v=OSNAZz4sScs&feature=related


Senin, 25 Juni 2012

aku sedih

Tahukah kamu?
Aku sedih dengan apa yang kau lakukan...
Dimana aku sangat membutuhkanmu,
Kau malah menolak tanpa melihatku...

Tahukah kamu?
Aku tak pernah bermaksud menggodaimu.
Andai masih ada cara lain...
Percayalah sedapat mungkin tak akan aku mengganggu hidupmu.

Aku tahu kamu lelah...
Sungguhnya aku takkan memaksamu.
Hanya butuh kamu mau saja
Aku tunggu seberapa lama pun.

Anggaplah aku gila karena menangis sesenggukan.
Biar... aku memang tak ingin menutupi apapun yang kurasa.
Aku hanya ingin menjadi apa adanya saja,
Menangis bila hatiku sedih, tertawa bila hatiku bahagia.
Karena aku tidak ingin bermain sandiwara.

Aku iri kepadamu kau bisa setenang itu berhadapanku
Sementara aku harus berjuang keras meredam hati yang selalu ingin melihat kearahmu.
Maaf... maaf... maaf.
Aku mengganggumu dengan cintaku

Kamis, 21 Juni 2012

katakan kau mencintaiku

Jika rangkai kata adalah belati,
Maka kata mu sungguh telah menembusi jantungku.
Jika persepsi adalah kebenaran,
Maka sungguh sangkaan kuharap nyata.

Matamu membungkam aku.
Ada kegelisahan di malam-malam yang kulalui.
Akankah aku dan kamu kan seperti apa yang aku mau?
Pertanyaanku membenam didalam diam

Sesungguhnya aku sangatlah takut…
Kamu bukanlah kali pertama.
Dan apakah kamu kan benar- benar menjadi pembebat segala kepatahan?
Ataukah kamu kan hanya menjadi kelanjutan dari luka yang ada.

Minggu, 17 Juni 2012

Mendengarkan Isi Hati

Kali ini aku akan bercerita tentang apa itu mendengarkan isi hati. Tentang apa yang baru saja aku pahami belakangan ini. Pelajaran ini kuperoleh berawal dari saat aku bertemu dengan salah satu saudaraku sebut saja namanya Kiki. *padahal emang namanya Kiki. Hehehe* yang ternyata baru saja mewakili kampus untuk mengikuti pelatihan ESQ di sebuah tempat di daerah TB Simatupang. Dia pun beercerita sama aku. Tentang fenomena kegalauan yang melanda muda mudi saat ini, adalah karena mereka bertindak bukan berdasarkan kata hati, melainkan dengan emosi semata. Hal itu lalu membuat hidup kita jadi gak bahagia. Because we live not in our borderline. Kita hidup gak berlandaskan garis kehidupan kita. Garis kehidupan itu sendiri, actually simplicity. Karena sebenarnya itu ya tentang bagaimana kita berlaku jujur dalam hidup dan melakukan segala sesuatu ya berdasarkan kata hati tadi. *eh tapi secara gak langsung sebenarnya ini jadi kayak as simple in theory but difficult in fact, right? Begitulah kira2 isi khotbah panjang sister ku yang satu itu. #Thanks, darla… Setelah mendengarkan penjelasan dia yang sangat semangat empat lima itu, aku pun lantas jadi berfikir tentang kegalauan yang juga sedang melanda diriku. Aku gak tau apakah ini karena ‘sekedar ngikutin tren’ atau memang aku nya yang memang sudah live not in my borderline seperti teorinya si Jeng Kiki. Kegalauan itu sendiri itu tentang pasangan hidup. Dimana saat ini aku berpikir tentang sebuah pernikahan. Ada sesuatu hal yang sangat mendesak aku untuk ‘kalau bisa’ harus menikah secepat mungkin. Apa hal tersebut belum bisa aku ceritakan saat ini, tapi aku janji suatu saat nanti aku pasti bakal cerita kenapa bisa begitu. Entah karena hal pernikahan itu, pikiran aku lantas jadi bimbang diantara tiga lelaki di kehidupanku ini. Siapa aja ketiganya itu? 1. My first unforgettable love. Cowok ini adalah benar2 cinta pertamaku. Saat aku kenal dia, rasanya aku gak ingin pria manapun lagi di dunia ini. Tapi kenyataan yang menyakitkan adalah ternyata dia sama sekali gak mencintai aku. Dia menggantungkan hubungan kami sehingga aku akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta kami. Meski padahal tadinya kami sudah sepakat untuk menikah. Dan karena itu pula, aku pun jadi sangat TRAUMA pada laki2. Bayangkan aku gak berinteraksi dengan pria manapun selain ayah dan ketiga adikku karena setiap aku bertemu mereka aku selalu syok dan bahkan hampir pingsan. Dan aku merasakan ini selama setahun lebih. Sekarang dia sudah punya kekasih baru. Aku tak lagi bertemu dia sejak terakhir di jaman SMA. Dan meskipun sampai saat ini sudah tiga tahun berlalu aku masih mencintainya, aku rasanya gak ingin kembali kepadanya. 2. Diode Biner Inersia Dia ini si pacarku saat ini. Tentang istilah diode biner inersia ini sendiri ada cerita tersendiri. Untuk istilah inersia itu aku ambil dari istilah fisika yang artinya ketetapan.. Aku bilang seperti itu karena meski aku udah bertingkah macam2 tapi dia tetap dalam ketetapannya untuk mencintai aku Suatu hari dia pernah bilang sama aku. “sayang… aku gak minta banyak sama kamu. Aku hanya minta hubungan kita bisa jadi kayak diode biner”. Seketika aku yang ga terlalu ngerti fisika pun jadi melongo. “Diode Biner itu apa?” Kalo gak salah nangkep nih ya, dia pun ngejelasin bahwa diode biner adalah sebuah alat yang dapat membuat hantaran arus listrik yang tadinya searah berubah menjadi dua arah bolak balik. Intinya dengan metafora hubungan kami jadinya dia ingin hubungan aku sama dia pun seperti itu. Jujur sampai saat ini aku belum cinta sama dia. Ini yang terberat memang. Dimana aku memang sayang sama dia, tapi gak cinta. Kalau kata salah satu sisterku yang lain “cinta sama sayang itu beda lho my. Cinta itu udah pasti ada sayang tapi sayang belum tentu cinta. Kalau sayang, begitu dia bikin salah maka rasa sayang itu bakal hilang seketika. Gak mau kayak gitu kan? intinya jagi galau lagi deh… 3. Aurora Borealis Lunar Mengenai Aurora Borealis ini. Setelah aku bertanya pada hati kecilku yang terdalam, aku baru sadar. Bahwa kenapa hatiku selalu tergelitik untuk selalu melihat kearahnya ya karena aku… Mencintainya. Dan aku pun jadi mengerti kenapa aku meski selalu berkata aku benci dia, tapi ada rasa nyaman saat aku disampingnya. Rasa nyaman itulah yang sebenarnya membuat rasa trauma aku perlahan hilang. Dan kalau aku melihat matanya, sakit dan cintaku untuk mantan ku yang dulu seolah lenyap gak berbekas. Seperti sebuah pepatah, dimana saat badai terjadi, tempat yang paling menenangkan justru ada di tengah2 pusaran badai itu sendiri. Dan buatku dia adalah tengah pusaran itu. Aku mencintainya bukan karena melihat siapa dia atau apa yang dilakukannya. Tetapi aku mencintainya sederhana karena hatiku seketika mengatakan aku mencintainya apapun keadaan dia. Tetapi… dia bilang dia gak mencintai aku. Sakit sebenarnya saat dia bilang dia cinta orang lain… dan aku gak mau kalau sampai terluka lagi. Apalagi bermimpi bisa disampingnya. Dan dia menyukai segala hal yang membuatku trauma. Negara kesukaannya, band kesukaannya, itu adalah hal2 yang pernah membuatku TERLUKA sebelum aku mengenalnya. Berharap pun aku jadi gak berani. Maka itu biarlah saat ini cukup dalam hati aja aku menyimpan cinta untuknya. Biar dia gak merasakan ya gapapa. Toh aku sadar mengatakan aku mencintainya takkan membuat dia jadi mencintai aku. Lagipula aku gak mungkin bisa segila itu terlebih aku sekarang udah gak sendiri. Nyakitin hati Inersia kalau aku bilang cintaku sebenarnya untuk Aurora Borealis. Walaupun jujur dari hati terdalam aku ingin sekali mendengar isi hati Aurora Borealis… aku ingin menyentuh hatinya.

Rabu, 06 Juni 2012

love story is like a mysteri

ini kisah terbaru dari perjalanan cintaku. betapa seorang seperti aku, akhirnya memutuskan tuk memulai juga babak lain dalam hidup. awal bulan mei kemarin, tepatnya tanggal 10 mei 2012 aku menerima cinta seseorang. dia... tadinya hanyalah sebatas teman yang terlalu dekat sedekat saudara. aku bahkan menganggap dia adikku karena usianya memang lebih muda dariku. tetapi memang lelaki itu tak ada yang tulus. tak tulus karena ternyata ia tak pernah anggap aku sebagai kakaknya. ia mencintaiku. dalam diam... semenjak awal kami di perkuliahan. awalnya aku tak yakin memilihnya. tetapi dia nyata menunjukkan keseriusan itu padaku. dia berkata: "aku sayang kamu... mungkin aku memang lebih muda darimu dan aku tau kamu masih sangat mencintai mantan terindahmu. tapi aku serius ingin jadi pasanganmu. bukan sekedar pacar karena aku dan aku yakin kamu juga kita sama2 bukan orang2 yang mau buang waktu dengan cinta yang isinya cuma nafsu. aku ingin kelak menjalanin hidup ya dengan kamu. ga peduli separah apapun penyakit yg kamu alami." maka karena hal itu, meskipun perasaanku telah mati, aku mencoba untuk tak mengecewakannya. biar aku saja yang pernah rasakan pahitnya mencintai orang yang ga pernah menganggap aku ada. gak usah ada lagi orang yang ngalamin seperti yang kualamin. aku pun menerimanya dengan satu syarat. dia takkan menyentuhku karena hanya orang yang telah menjalani akad yang sah denganku sajalah yang bisa menyentuhku sepenuhnya. dan ia menyanggupi. kuingin dia mencintaiku dengan tangan yang terjaga... kini sebulan hampir berlalu... perasaan itu belum juga tumbuh memang. tetapi aku tetap berusaha. karena hanya dia yang benar2 bisa menilai seperti apa aku. namun... hatiku kembali meragu saat melihat Aurora Borealis... saat tak sengaja menatap matanya, aku melihat sesuatu yang menggetarkan aku. cinta kah ini? aku pun tidak tahu. saat kukatakan tentang mata yang membungkam aku di dalamnya, maka itu adalah mata miliknya, aurora borealis si pelangi dimalam hari. mengapa mata itu? tak ada yang tau jawabannya. dan aku kini... hanya menjalani apa yang tuhan takdirkan. apakah nantinya aku hidup dengan dia yang kini bersamaku, ataupun aurora borealis, atau entah siapapun. karena bagiku hati telah lama mati. dengan siapapun aku menjalani hanyalah dia bisa menerimaku apa adanya, dan aku pun akan menerrima segala bahagia dan dukanya. because love story is like a mysteri i just let God's destiny