Senin, 12 Agustus 2013

yo siempre, tiamo... (untuk selamanya, aku mencintaimu...)

Entah sudah berapa lama aku berhenti menulis. Memberi jeda dihatiku. Aku tak pernah menyalahkanmu jika mengatakan cinta itu tiada di hatimu. Walau sulit kukemas airmata ini, aku takkan menyesali. Bukankah sejak semula aku tlah mengatakan. Ketika aku mencintai, yang terpenting adalah kebahagiaan dia yang aku cintai. Bahagiaku adalah apabila melihat ia tersenyum dan bahagia, siapapun yang ada disisinya.

Namun satu hal yang membuatku sangat sedih adalah kau meragukan perasaanku. Kamu salah, sayang... cinta bukanlah cinta bila ia terjadi karena biasa bersama. Cinta adalah ya cinta. Sebuah kata sakral yang tak bisa sembarang disebutkan bukanlah sekedar kekaguman semata. Cinta bukanlah sesuatu yang butuh proses dan hanya butuh waktu singkat untuk menyatakan dan menjawabnya. Aku mencintaimu seketika sejak pertama bertemu denganmu. Aku ingat saat itu kau mengenakan kaus merah. Tersenyum, dan aku merasa telah sangat lama mengenalmu. Jauh-jauh hari berpuluh-puluh tahun sebelum hari pertama pertemuan itu. Kau mengatakan jika kita tak pernah saling mengenal. Ya... mungkin aku tak mengenal jati dirimu, tetapi aku sangat kenal hatimu. Katamu kita tak saling mengenal. Namun sesungguhnya kita bukannya tak saling kenal melainkan kau tak pernah mengizinkanku untuk memperkenalkan diriku. Sekiranya kau lihat sedikit saja ke dalam mata ini, tetapi kau tak pernah lakukan itu. Kenapa borealis? Apakah kau terlalu takut jika melihatku dan berada didekatku itu akan membuatmu merasakan hal yang sama denganku?

Dulu... ketika hubunganku dengan lelaki cinta pertamaku berakhir, aku pernah berdoa satu hal. Tuhan... jangan buat aku jatuh cinta pada siapapun kecuali kepada dia yang memang ditakdirkan untukku. Dan semenjak saat itu aku merasa benar-benar hambar pada siapapun. Hingga akhirnya kau datang, dan segala rasa itu kembali. Itulah mengapa aku mengira kau cinta terakhirku. Katakanlah aku gila, tapi itulah adanya. Sebelum kamu dan setelah kamu... aku tak pernah merasa se tak waras ini.

Salahkah aku? Aku juga tak ingin terlibat dengan rasa ini. Kau bukan tipikalku, tetapi kau membuatku jatuh cinta. Tanpa perlu kau bicara, aku mengerti segala sedihmu, inginmu, takutmu. Ingin rasanya aku memberikan pangkuanku agar kau bisa merebahkan kepalamu pada itu. Dan kau tak perlu bicara, aku pun takkan bertanya. Ketenangan hanya bisa diperoleh dalam keheningan. Aku tak pernah ingin jatuh kepadamu, aku tak tau apakah aku bisa menjadi alasan kebahagiaanmu, tapi kuyakin tak pernah salah kumencintamu.

Aku tak pernah meminta kau mencintaiku, tetapi aku merasakan sekali ada bagian terkecil dari hatimu yang menempatkan aku dalam zona yang tak ingin kau sentuh karena kau begitu takut terjerembab karenanya. Sadar atau tidak kau mengingkari hal itu.
Dan pada akhirnya, disaat aku telah bersamanya yang membuatku menjadi tak lagi layak memilikimu, dia pun hadir. Menemani hari-harimu, mengisi kekosongan yang tak mampu kuraih. Aku memang manusia biasa, tak cukup sempurna untuk mendampingimu yang luar biasa. Kau terlalu indah untuk menjadi nyata di hidupku. Aku hanya bisa menjadi pemuja yang mencintai gemintang dan hanya bisa melihat bintang itu di kejauhan.

Kuucapkan selamat berbahagia kau dengannya. Jika dia bisa membahagiakanmu, itu sudah cukup. Kurelakan rasa ini mengalir melalui jemarinya. Namun sebagai seorang wanita, aku tak bisa pungkiri. Jantungku sesak melihat kau dengannya. Sehingga inilah langkah yang kuambil. Menenggelamkanmu di sudut tergelap dalam hidupku, agar aku tak lagi tau, dan kaupun tak perlu tau. Ini bukan kejahatan. Karena tak ada yang jahat ataupun baik dalam hal ini. Tidak... ini bukan tentang itu.

Aku pernah mendengar, kau berkata aku mempermainkan. Dimana aku telah memiliki seseorang yang sangat terang cahaya cintanya untukku, tetapi mengapa aku memberikan hati itu justru untukmu. Ketahuilah, aku tak pernah sengaja memberikannya. Itu melesat sendiri seperti anak panah yang menuju kepadamu.

Sayonara... aku sudah lama tidak mengatakan itu semenjak aku disakiti oleh segala hal tentang jepang. Selamat berpisah, tuan pelangi malam hari. Aku tak berharap dikenang olehmu. Tetapi percayalah, kau penyembuh segala lukaku. Kau tak perlu obat, karena kaulah obat itu... obat yang mengembalikan aku menjadi intan rahmi yang sebenarnya. Intan rahmi yang ketika itu berusia 17 tahun. Sayonara... aku ingin menghilang dari kau dan sebagian besar kenangan di masa kuliah ini. Aku kan terbang mengepak sayap menuju impian terbesarku. Menjadi perawat yang dengan caraku sendiri. Bukan dengan cara yang seperti perawat pada umumnya.

Sayonara, Laruku-kun. Arigato gozaimatsu untuk takdir yang pernah mempertemukan aku denganmu. Semoga saja kau membaca blog ini. Aku hanya bisa berharap itu. Mungkin kalau kau berkenan, kenali aku melalui alunan lagu-lagu Kahitna dan juga hujan. Jika kau mendengarkan lagu-lagu itu dengan baik, maka kau akan mengenal siapa aku

Sabtu, 19 Januari 2013

kisahku di awal 2013

Selasa 8 januari 2013.

Penyakitku kambuh lagi untuk kesekian kalinya. Sebenarnya sejak seminggu sebelum liburan berakhir, aku memang sudah dalam kondisi drop.

Iya… aku menghabiskan liburan dalam keadaan yang mungkin cukup menyedihkan. Hanya bisa tidur tanpa bisa bebas melangkahkan kaki. Aku memang bukan orang yang bisa tidur diam dan tenang. Jadi menyuruhku bedrest total sama saja seperti mengikat kakiku…

Dan akhirnya senin pertama kembali ke kampus pun tiba. Aku masuk ke kelas berusaha sekuat mungkin dan menyimpan segala sakitku. Tetapi dua saudara angkatku nisa dan kiki sadar kalo aku sudah sangat pucat. Mereka bertanya apa aku baik2 saja? Aku bilang kalau aku tidak apa2.

Waktu berlalu terasa begitu lama. Jam baru menunjukkan pukul 10 tetapi rasanya hari terasa sangat panjang. Tak lama aku merasa nyeri yang sangat luar biasa di perutku… aku sampai tidak bisa mengeluarkan suara saat menahan sakitnya. Dan beberapa menit kemudian, darah segar mengalir deras dari organ intim. Ini memang seperti menstruasi biasa. Itulah anggapan sebagian besar orang yang mengenalku. Tetapi sebenarnya menstruasiku ini abnormal. Hanya orang terdekatku yang mengetahui hal ini.

Hampir 2 tahun lamanya aku mengalami ini. Menstruasi dengan frekuensi 3-4x setiap bulannya, dan setiap kali menstruasi bisa sampai 8-10 hari. Kata dokter, salah satu ovariumku mengidap polip dan disarankan aku memang harus dioperasi. Kemungkinan terburuk, ovarium yang bermasalah itu bisa jadi diangkat dan selamanya aku bukan lagi wanita normal karena kemungkinan aku hamil dan memiliki anak hanya tinggal 50% dari perempuan sehat. Tetapi waktu dan keadaan belum memungkinkan. Jadwal kuliah yang padat, juga prioritas keluarga ada yang lebih mengkhawatirkan. Maka aku selama ini hanya minum obat pereda nyeri dan obat penghentian darah.

Kembali lagi ke kondisi terakhirku di hari senin pertama masuk kampus, jam 11 pagi, dosen belum juga masuk dan mengajar. Darah yang mengalir semakin banyak. Aku terkejut saat bangun dari kursi, kursi itu sudah penuh dengan darah. Aku malu dan sedih. Tetapi 2 saudara angkatku juga seorang teman baikku intan tiara membantu membersihkannya dan mengatakan itu bukanlah hal yang memalukan.

Aku menelpon adikku minta dibawakan celana dan pembalut yang baru. Aku merasa agak aman karena memakai dobel balutan. Tetapi pukul 16.00 darah kembali merembes dan semakin banyak. Akhirnya aku diantar pulang oleh Inersia pacarku. Aku sampai kasihan dengan jok Moti (moti itu nama yang kuberikan untuk motor pacarku) yang sampai berceceran darah segar. Padahal aku sudah berupaya mengalasinya dengan jas almamater sebelum kududuki.

Keesokkan harinya, nisa bilang aku makin pucat. Tetapi aku masih berusaha kuat. Aku gakmau terlihat lemah. Namun semakin lama aku makin tak kuat. Jam 12 siang aku pingsan sebanyak 2x di ruang kelas 2b yang kosong. Tak lama aku sadar dan berusaha bangun. Berjalan ke perpustakaan. Disana ada nisa dan kiki yg sibuk mengerjakan tugas. Aku terdiam tak bicara, akhirnya aku keluar dan duduk di kursi dekat ruang perpustakaan. Nyeri perut semakin menjadi. Aku pun pingsan lagi.

Aku baru sadar ketika kudengar suara intan tiara memanggilku. Dia menepuk pipiku membangunkanku tapi aku tidak bisa membuka mata. Intan pun berteriak dan memanggil nisa dan kiki. Mereka menelpon Iyan agar aku diantar pulang.

Yang lebih menyakitkan disaat itu, aku yang tidak bisa bangun dan bergerak apalagi berjalan diperlakukan sangat tidak manusiawi oleh salah seorang dosen. Beliau tidak mau meminjamkan seprai bantal dan selimut agar aku bisa berbaring sementara sebelum bisa kuat untuk pulang dengan alasan merasa capek dan malas jika harus melaundry ulang seprai selimut sarung bantal yang kotor…

10 menit setelah iyan datang aku bukannya membaik malah memburuk. Akhirnya aku dilarikan ke rumah sakit. Dirawat satu hari dan bedrest total dirumah sampai tiga hari.

Di perjalanan menuju rumah sakit, aku merasa sangat dekat dengan kematian… disaat-saat itu juga hanya satu yang terpikirkan olehku. Aku bilang sama nisa, aku gak ingin mati. Aku ingin hidup seratus tahun lagi. Tapi kalau aku tak bisa bertahan, aku ingin nisa sampaikan ke borealis kalau aku sangat mencintainya. Aku ingin minta maaf karena sudah hadir dan mengganggu hidupnya dengan perasaan cintaku. Dan aku ingin dia menemuiku sebelum aku pergi. Agar sekali saja sebelum aku pergi, dia ada disampingku menemani aku.

Selama tiga hari bedrest aku mensugest diri habis2an. obat berbutir2 kuanggap itu penyambung hidup. Meski tidak sembuh, tetapi sekarang akhirnya aku sudah membaik. Dan aku bahagia, walau hanya sesaat aku bisa kembali bertatapan mata dengan borealis. Aku sangat rindu dia… dalam sebulan ini hanya bisa melihatnya 3x. itu pun hanya beberapa detik. Tak apa… itu pun sudah sangat menyembuhkan rinduku…

Tak lama lagi kuliah akan berakhir. Aku takkan lagi bisa bertemu dia karena pasti dia akan kembali ke kota kelahirannya di singkawang. Jadi saat ini meski hanya sebentar2… tetapi harus bisa memuaskan hati untuk kerinduan panjang dimasa akan datang.

Tuhan… izinkan aku terus bisa melihatnya sebelum ia benar2 meninggalkanku…

jika umur tinggal satu hari lagi

Minggu lalu, seorang dosen memberikan kelas kami sebuah intermezzo. Dalam intermezzo tersebut, kami diminta untuk menuliskan di selembar kertas jawaban sesuai hati nurani tentang pertanyaan2 yang akan dia berikan.

Dosen itu pun bertanya: apa yang akan kamu lakukan jika kamu diberi umur yang panjang dan keberkahan harta melimpah? Apa yang kamu lakukan jika tanpa sengaja tindakan yang kamu lakukan sebagai perawat malah membuat pasienmu meninggal dunia? Apa yang kamu lakukan jika umurmu tinggal satu bulan? Apa yang akan kamu lakukan jika umurmu hanyalah tersisa 1 hari saja?

Pertanyaan2 nomer satu sampai tiga, aku menjawabnya standar2 saja. Namun begitu di pertanyaan yang terakhir, tiba2 saja air mataku menitik. Terbersit dalam hati, sebuah keinginan tapi aku sangat malu.

Jika waktuku tinggal satu hari lagi, aku ingin pergi dalam pelukan lelaki yang kucintai. Aku ingin dia menciumku. Suatu hal yang memalukan mungkin. Tapi bila itu terjadi, maka itu kan menjadi ciuman pertama dan terakhirku. Satu2nya ciuman yang ku ketahui nantinya. Tentu saja aku kan lebih bahagia, bila aku sempat menikah dengannya. Walau hanya sehari menjadi seorang istri, aku tetap akan sangat bahagia…

Aku sangat mencintainya. Hanya dia satu2nya lelaki yang aku cintai. Aku sadar aku tak mungkin bersamanya. Aku tlah ada yang memiliki, dan semakin lama aku bersamanya aku semakin tidak bisa menyakitinya… meski tak mencintainya, dia sudah sangat baik kepadaku bahkan disaat terburukku.

Aku mencintaimu borealis…
Kau aurora borealisku…

Jumat, 26 Oktober 2012

dream, love, and inhibition

Setelah sekian lama akhirnya aku posting lagi. Maklum dengan segala permasalahan yang ga bisa dibilang aku terpaksa vakum sementara waktu.
Blog ini punya arti tersendiri buatku. First reason is, this is my first account. Yang kedua, ga banyak orang yang tau alamat blog ini. Di search google pun bukan urutan yang atas. So, ini adalah tempat yang nyaman buat aku yang introvert parah ini buat mencurahkan segala isi hati.

Dan kali ini seperti dalam judul aku bakal bercerita tentang dream, love, and inhibition.

1. My dream
Mimpi… aku percaya orang paling putus asa sekalipun pastilah punya impian dan harapan yang membuatnya ingin bertahan. Dan dalam hidupku, aku bermimpi menjadi seorang perawat yang professional. Dimana ini memanglah panggilan jiwaku. Dan walau tak berjalan mulus, sampai aku harus menunda setahun tidak kuliah demi bisa mengumpulkan biaya. Pada akhirnya sebentar lagi tak sampai setahun lagi aku benar2 menyandang gelar Amd. Kep.
Setelah meraih gelar, aku mau melanjutkan beberapa project tulisan sembari nyari kerja. Menjadi seorang penulis itu adalah obsesi terbesar dalam hidupku. Setelah project itu kelar, selanjutnya adalah mencari partner in crime buat promote karyaku.

2. Love life
Bicara love life, juju raja hingga detik ini aku masih cinta pada AURORA BOREALIS. Aku tau dia ga cinta sama aku. Udah sangat sering dia katakan aku jangan berharap karena dia gak ada rasa sama aku. Kalo memang ga ada rasa, kenapa isyarat matanya selalu menghindar dari aku? Kenapa juga harus memblokir fb? Sebegitu mengganngunya kah aku. Kalaupun kamu takbisa membalas perasaanku, bisakah kau perlakukanku selayaknya seorang yang mengagumi pujaannya? Iya kau sangat jahat, borealis.
Tentang Inersia, aku merasa ia berbeda kini. Sering tak peduli. Sifat aslinya yaitu cuek sudah mulai kelihatan. Aku takut semakin lama akan semakin menjadi2 dia. Walau dia katakan jika perasaanya semakin mendalam, tapi siapa yang bisa tahan dibeginikan? Hei laki2… perempuan itu butuh diinginkan, butuh dipertahankan dan diperjuangkan agar dia merasa dia memang diharapkan.
Tuhan… apa cinta sempurna seperti cintanya ayah dan bunda hanya milik mereka berdua? Aku juga ingin cinta yang seperti mereka. Tapi aku ragu dan takut. Seperti syair lagu Fathur di tahun 90an, adakah cinta yang tulus kepadaku? Adakah cinta yang tak pernah berakhir. Selalu untuk selamanya.

3. Inhibitoring things
Terhambat… aku merasa terhambat di bulan ini. Aku sangat benci bulan oktober. Dimana begitu banyak pengkhianatan terjadi. Dan segala kesulitan2 lainnya yang membuat aku lelah. Hingga kurasa ingin berhenti. Tetapi tak mampu apa2 selain berusaha survive. Allah… beri aku kekuatan untuk bisa melewati ini.
Aku benar2 benci orang munafik yang menusukku dari belakang. Inilah alasannya mengapa belakangan ini aku memilih banyak diam. Tak peduli kecuali orang2 yang kebaikan hatinya teruji keadaan dan juga waktu.
Aku benci dengan mayoritas orang di institusiku yang terlihat pura2 baik tetapi musuh dalam selimut, orang2 yang penjilat dan hanya baik jika ada maunya. Jujur aku sudah muak dengan keadaan kampus. Dimana banyak yang hanya mau dimengerti tetapi tidak pernah mencoba mengerti orang lain. Rasa iri dalam hati mereka. Hei, apa yang membuat kalian sebegitu irinya? Aku tidak sekaya kalian. Aku benar2 sangat sederhana. Aku tak pernah peduli puluhan juta uang orangtua kalian. Mengapa kebahagiaan kecilku bersama adik2 angkatku, sebuah buku novel yang berisi curahan hati aku dan adik2ku, sangat kalian benci hingga buku itu kalian curi dan tak pernah kalian kembalikan. Demi apapun itu tak berarti buat kalian namun sangat bernilai buatku. Aku benci kalian pengkhianat….
Aku telah hilang semangat untuk kuliah. Mana jiwa caring yang diajarkan para dosen itu, sobat?


Itulah cerita tentangku saat ini. Tentang mimpi yang kudamba, tentang hidup cintaku yang belum juga bertitik terang, dan segala kesedihan yang mengunci langkahku. Ingin aku berteriak, menangis sejadinya. Namun kuhanya bisa bertahan.

Dan aku bertahan…

Kamis, 19 Juli 2012

a thank full words


kali ini aku mau posting sebuah puisi sederhanaku. simpel untuk menggambarkan perasaan bahagiaku saat ini. aku tak bisa menerka salah tidaknya rasa bahagia ini. aku hanya mewujudkannya sederhana saja. sesederhana hatiku yang mencinta mendalam dan tak melihat...


I see my world… becoming more beauty now...
When I found an ice between us finally was broken down.
Now… I’m very happy, coz you gave me your awesome smile.
Its make me feel like in summer breeze.

I never get a better than before you beside of me.
And you should to know, I don’t want anything else.
Only you, never mind I can be yours or not…
I’m happy to see you don’t let me go again like another past days…

You make me feel like you are the first again…
The first in a first sight, and now a know that its not false…
Removed all of my hurts, and like a brand new… like I never feel the illness
And I know you are the horse rider that I waiting for…
Waiting for bend my broken heart.

Now, I only hope I wanna be beside of you forever.
I dunno it will be come true or not.
Cause can get a permitt to loving you,
It was a biggest great to me. I dont wanna ask something more...
But I believe, eyes’ words is never lie.
And I say thanks to heal my wounds…

My awesome aurora...

Kamis, 12 Juli 2012

Sejuntai curahan hati, sepilin doa intan kecil


Seiring berjalan waktu… aku merasa semakin sering runtuh. Benteng kekuatan palsu sering rubuh tanpa kompromi. Apakah waktu sudah semakin dekat? Aku belum siap jika harus di waktu dekat ini. Karena orang2 yang aku cintai belum bahagia.

Sedih… tapi aku gak mau repotin orang. Dan aku gak akan mengeluh. Selagi aku masih bisa berdiri diatas kedua kaki sendiri, aku gak akan pernah mengatakan apa yang aku rasakan…

Aku tak akan mengatakan apa yang kurasakan. Hingga jika aku tak lagi bisa berdiri dengan kekuatan kaki ku, baru aku kan menyerah. Hingga di saat itu orang2 baru menyadari aku benar2 bukan untuk mencari perhatian.

Saat ini, meskipun sangat ingin, tetapi rasanya aku tak lagi cukup waktu tuk berharap dicintai. Tidak apa… bukankah mencintai saja sudah mencukupi untukku?

Hanya saja aku sedih… menambah beban orang2 terdekatku. Di waktu sekarang2 ini… disaat aku sering tak lagi mampu bertahan, aku sering sedih karena harus selalu menunjukkan wajah muram di hadapan mereka. tak bisa lagi mempertahankan topeng yang biasa kupakai…

Tuhan… jika Kau izinkan aku lebih lama disini, biarkan aku tenang bersama orang2 yang kucintai tanpa adanya kekhawatiran. Tetapi jika kau ingin aku menemani abang disana, maka jangan izinkan air mata menyesaki dada orang2 yang aku cintai…

Allah… beri aku sedikit saja kekuatan… untuk membahagiakan sekelilingku lebih lama lagi. Membahagiakan tetapi bukan untuk agar aku dikenang. Kupercaya Engkau tau, Allah. Aku hanya ingin menjadi intan kecil yang menyinari agar hilang duka hati orang2 yang kucintai. Jadi jemput aku disaat orang tak lagi butuh akanku. Jemput aku ketika aku telah sempurna. Sempurna sebagai seorang wanita…

Senin, 09 Juli 2012

tentang cinta


Jika kamu berfikir kata-katamu akan menyurutkanku, kau salah besar… jika dengan kenyataan kau berkata tak ada cinta itu bisa menguapkan rasa yang menyesap terlalu jauh, maka itu pun kamu adalah keliru.

kusadari, kamu memang tidak mengenalku. Dan aku akan mengatakannya agar kau tahu tentangku… walau aku tak tau apakah itu berguna untukmu. Apa kau tau? Aku pun sama tak mudahnya denganmu dalam hal jatuh cinta. Begitu banyak gemintang menanti sapa, tetapi tak dapat kuberi karena tidak adanya rasa itu?

Aku pernah jatuh cinta. Satu sekali. Saat aku 17 tahun. Rasanya sempurna sekali. Sweet seventeen with a perfect true first and endless love. Intan kecil yang mendambakan jatuh cinta tuk pertama dan terakhir kalinya sebagai sebuah cinta sejati.

Dan cinta pertama itu melukaiku, lebih dari yang kau lihat. Dia membuatku androfobia (takut melihat lawan jenis tanpa alasan yang jelas). Dia mencampakku karena tak mendapat yang ia mau. Aku tak cukup sempurna untuknya. Itu katanya.

Sakit… aku mencintainya terlalu dalam. Dan aku patah hati. Seolah aku tak akan pernah lagi jatuh cinta. Bertahun… aku berada di keadaan bukan hidup hanya tak mati. Tetapi diantara rasa sakit itu, kamu kemudian datang di hidupku. Kurasakan ketenangan melihatmu setelah hampir dua tahun kepergiannya. Kau… ya kamu. Kamulah pusat badaiku. Apa kau tahu jika pusat badai adalah tempat yang paling tenang?

Kamu satu2nya lelaki yang mampu kembali membuat aku jatuh cinta. Kamu menghidupkan kembali syarafku yang membeku oleh keadaan dan juga waktu yang kukira kan mati selamanya. Aku tak peduli siapapun kamu dan apapun kamu sekalipun kamu bahkan menolakku. Sebaliknya aku berterima kasih. Kau sangat mengagumkanku. Bukan… bukan karena apapun yang kamu miliki. Karena meskipun dalam keadaanmu yang terburuk pun rasa cintaku tak akan berubah.

Jujur aku pun tak mengenalmu… aku tak tahu kau terbuat dari partikel apa namun sungguh kau bercahaya untukku. Dan itu menerangi kembali dunia kecilku yang lama berkamuflase dalam fatamorgana . iya… aku tak tahu berapa tawa yang kubuat serenyah mungkin namun sebenarnya hampa.

Aku menerima kau tak mencintaiku. Aku coba mempercayai kata2 itu. Tetapi jika kamu tak mencintaku, seharusnya kau menyapaku seperti aku seolah temanmu yang lain.
Bukankah kau mengatakan aku seperti temanmu umumnya? Lalu mengapa menghindar seolah aku bayangan tak terlihat? Kau bilang hanya aku yang berlebihan. Dan jika kamu memang tak mencintaiku mengapa kau selalu saja begitu dingin seolah tak ingin tersentuh olehku? Apakah kamu takut jika kamu kan terjatuh padaku? Seharusnya kau tau… aku tak pernah cukup mempesona tuk membuatmu jatuh cinta.

Begitu banyak kesamaan diantara kau dan aku. Mungkin itu pula yang membuatku tak dapat berhenti mengarahkan mataku darimu.

1. Kita sama2 berbintang Libra. Orang bilang, orang Libra punya pesona yang luar biasa. Dan aku mempercayainya. Kau mempesona di mataku.
2. Tahun dan hari lahir kita sama. Hanya terpaut aku dan kamu dalam hitungan minggu, jadi aku rasa itu mempengaruhi kepribadian kita menjadi hampir mirip.
3. Percaya atau tidak selera kita sama. Sama2 menyukai asia timur oriental.
4. Aku menyukai hujan dan kamu menyukai pelangi. Bukankah keduanya adalah hal yang tak terpisahkan?
5. Kemiripan fisik kita kalau kata sebagian orang. Padahal jelas2 kita gak mirip
6. Kuakui pemalu adalah kepribadianku yang sebenarnya. Sama bukan? Jadi saat aku terlihat seperti tak tau malu, itulah saat dimana aku bersandiwara.
7. Kamu puitis. Dan aku menyukai saat2 dimana aku membalas kepuitisanmu dengan puisi2ku.

Maafkan aku… aku terlambat menyadari aku sangat mencintaimu. Aku mengetahuinya ketika mencintaimu akan membuat seseorang disisiku terluka. Dan baik aku ataupun kamu. Aku yakin kita tak ingin menyakiti siapapun.

Tetapi aku tak menyesal mencintaimu. Dan satu hal yang kuminta tolong izinkan aku sepuas2nya mencintaimu. Jangan pernah larang aku mencintaimu.

Untuk kekasih jiwaku… kunyanyikan lagu ini untukmu. Bayangkanlah ketika aku menyanyikannya.

Kahitna – Soulmate

Ketika… engkau datang.
Mengapa di saat ku tak mungkin menggapaimu?

Meskipun tlah kau semaikan cinta,
Di balik senyuman indah…
Kau jadikan sseakan nyata,
Seolah kau belahan jiwa…

Meskipun tak mungkin lagi…
Tuk menjadi pasanganku…
Namun kuyakini cinta,
Kau kekasih hati…

Terkadang… begitu sukar untuk dimengerti
Semua ini, kita terlambat.

Meskipun tlah kau semaikan cinta,
Di balik senyuman indah….
Kau jadikan seakan nyata,
Seolah kau belahan jiwa…

Meskipun tak mungkin lagi,
Tuk menjadi pasanganmu…
Namun kuyakini cinta,
Kau kekasih hati.