Sabtu, 19 Januari 2013

jika umur tinggal satu hari lagi

Minggu lalu, seorang dosen memberikan kelas kami sebuah intermezzo. Dalam intermezzo tersebut, kami diminta untuk menuliskan di selembar kertas jawaban sesuai hati nurani tentang pertanyaan2 yang akan dia berikan.

Dosen itu pun bertanya: apa yang akan kamu lakukan jika kamu diberi umur yang panjang dan keberkahan harta melimpah? Apa yang kamu lakukan jika tanpa sengaja tindakan yang kamu lakukan sebagai perawat malah membuat pasienmu meninggal dunia? Apa yang kamu lakukan jika umurmu tinggal satu bulan? Apa yang akan kamu lakukan jika umurmu hanyalah tersisa 1 hari saja?

Pertanyaan2 nomer satu sampai tiga, aku menjawabnya standar2 saja. Namun begitu di pertanyaan yang terakhir, tiba2 saja air mataku menitik. Terbersit dalam hati, sebuah keinginan tapi aku sangat malu.

Jika waktuku tinggal satu hari lagi, aku ingin pergi dalam pelukan lelaki yang kucintai. Aku ingin dia menciumku. Suatu hal yang memalukan mungkin. Tapi bila itu terjadi, maka itu kan menjadi ciuman pertama dan terakhirku. Satu2nya ciuman yang ku ketahui nantinya. Tentu saja aku kan lebih bahagia, bila aku sempat menikah dengannya. Walau hanya sehari menjadi seorang istri, aku tetap akan sangat bahagia…

Aku sangat mencintainya. Hanya dia satu2nya lelaki yang aku cintai. Aku sadar aku tak mungkin bersamanya. Aku tlah ada yang memiliki, dan semakin lama aku bersamanya aku semakin tidak bisa menyakitinya… meski tak mencintainya, dia sudah sangat baik kepadaku bahkan disaat terburukku.

Aku mencintaimu borealis…
Kau aurora borealisku…

Tidak ada komentar: