Senin, 09 Juli 2012

tentang cinta


Jika kamu berfikir kata-katamu akan menyurutkanku, kau salah besar… jika dengan kenyataan kau berkata tak ada cinta itu bisa menguapkan rasa yang menyesap terlalu jauh, maka itu pun kamu adalah keliru.

kusadari, kamu memang tidak mengenalku. Dan aku akan mengatakannya agar kau tahu tentangku… walau aku tak tau apakah itu berguna untukmu. Apa kau tau? Aku pun sama tak mudahnya denganmu dalam hal jatuh cinta. Begitu banyak gemintang menanti sapa, tetapi tak dapat kuberi karena tidak adanya rasa itu?

Aku pernah jatuh cinta. Satu sekali. Saat aku 17 tahun. Rasanya sempurna sekali. Sweet seventeen with a perfect true first and endless love. Intan kecil yang mendambakan jatuh cinta tuk pertama dan terakhir kalinya sebagai sebuah cinta sejati.

Dan cinta pertama itu melukaiku, lebih dari yang kau lihat. Dia membuatku androfobia (takut melihat lawan jenis tanpa alasan yang jelas). Dia mencampakku karena tak mendapat yang ia mau. Aku tak cukup sempurna untuknya. Itu katanya.

Sakit… aku mencintainya terlalu dalam. Dan aku patah hati. Seolah aku tak akan pernah lagi jatuh cinta. Bertahun… aku berada di keadaan bukan hidup hanya tak mati. Tetapi diantara rasa sakit itu, kamu kemudian datang di hidupku. Kurasakan ketenangan melihatmu setelah hampir dua tahun kepergiannya. Kau… ya kamu. Kamulah pusat badaiku. Apa kau tahu jika pusat badai adalah tempat yang paling tenang?

Kamu satu2nya lelaki yang mampu kembali membuat aku jatuh cinta. Kamu menghidupkan kembali syarafku yang membeku oleh keadaan dan juga waktu yang kukira kan mati selamanya. Aku tak peduli siapapun kamu dan apapun kamu sekalipun kamu bahkan menolakku. Sebaliknya aku berterima kasih. Kau sangat mengagumkanku. Bukan… bukan karena apapun yang kamu miliki. Karena meskipun dalam keadaanmu yang terburuk pun rasa cintaku tak akan berubah.

Jujur aku pun tak mengenalmu… aku tak tahu kau terbuat dari partikel apa namun sungguh kau bercahaya untukku. Dan itu menerangi kembali dunia kecilku yang lama berkamuflase dalam fatamorgana . iya… aku tak tahu berapa tawa yang kubuat serenyah mungkin namun sebenarnya hampa.

Aku menerima kau tak mencintaiku. Aku coba mempercayai kata2 itu. Tetapi jika kamu tak mencintaku, seharusnya kau menyapaku seperti aku seolah temanmu yang lain.
Bukankah kau mengatakan aku seperti temanmu umumnya? Lalu mengapa menghindar seolah aku bayangan tak terlihat? Kau bilang hanya aku yang berlebihan. Dan jika kamu memang tak mencintaiku mengapa kau selalu saja begitu dingin seolah tak ingin tersentuh olehku? Apakah kamu takut jika kamu kan terjatuh padaku? Seharusnya kau tau… aku tak pernah cukup mempesona tuk membuatmu jatuh cinta.

Begitu banyak kesamaan diantara kau dan aku. Mungkin itu pula yang membuatku tak dapat berhenti mengarahkan mataku darimu.

1. Kita sama2 berbintang Libra. Orang bilang, orang Libra punya pesona yang luar biasa. Dan aku mempercayainya. Kau mempesona di mataku.
2. Tahun dan hari lahir kita sama. Hanya terpaut aku dan kamu dalam hitungan minggu, jadi aku rasa itu mempengaruhi kepribadian kita menjadi hampir mirip.
3. Percaya atau tidak selera kita sama. Sama2 menyukai asia timur oriental.
4. Aku menyukai hujan dan kamu menyukai pelangi. Bukankah keduanya adalah hal yang tak terpisahkan?
5. Kemiripan fisik kita kalau kata sebagian orang. Padahal jelas2 kita gak mirip
6. Kuakui pemalu adalah kepribadianku yang sebenarnya. Sama bukan? Jadi saat aku terlihat seperti tak tau malu, itulah saat dimana aku bersandiwara.
7. Kamu puitis. Dan aku menyukai saat2 dimana aku membalas kepuitisanmu dengan puisi2ku.

Maafkan aku… aku terlambat menyadari aku sangat mencintaimu. Aku mengetahuinya ketika mencintaimu akan membuat seseorang disisiku terluka. Dan baik aku ataupun kamu. Aku yakin kita tak ingin menyakiti siapapun.

Tetapi aku tak menyesal mencintaimu. Dan satu hal yang kuminta tolong izinkan aku sepuas2nya mencintaimu. Jangan pernah larang aku mencintaimu.

Untuk kekasih jiwaku… kunyanyikan lagu ini untukmu. Bayangkanlah ketika aku menyanyikannya.

Kahitna – Soulmate

Ketika… engkau datang.
Mengapa di saat ku tak mungkin menggapaimu?

Meskipun tlah kau semaikan cinta,
Di balik senyuman indah…
Kau jadikan sseakan nyata,
Seolah kau belahan jiwa…

Meskipun tak mungkin lagi…
Tuk menjadi pasanganku…
Namun kuyakini cinta,
Kau kekasih hati…

Terkadang… begitu sukar untuk dimengerti
Semua ini, kita terlambat.

Meskipun tlah kau semaikan cinta,
Di balik senyuman indah….
Kau jadikan seakan nyata,
Seolah kau belahan jiwa…

Meskipun tak mungkin lagi,
Tuk menjadi pasanganmu…
Namun kuyakini cinta,
Kau kekasih hati.

Tidak ada komentar: